Pages - Menu

Jumat, 07 Juni 2013

Waktu


“Apakah kamu mengenal waktu?”
“Ya, memang kenapa?”
“Waktu itu semacam apa?”
“Semacam hitungan detik, menit, ataupun jam yang menghubungkan dari masa lalu ke masa depan.”
“Bukan. Bukan itu yang aku maksud.”
“Lalu?”
“Waktu itu merupakan kejadian antara bahagia dan luka.”
“Maksudmu? Aku tak mengerti.”
“Kamu tak mengerti?”
“Jelas. Aku tak mengerti tentang apa yang kamu maksud.”
“Maksudku, waktu hanyalah tempat kita merasakan suatu hal yang sangat berarti bagi kita semua.”
“Aku paham.”
“Kamu pura-pura paham, atau memang paham?”
“Aku paham, tapi aku tak mengerti.”
“Kamu pernah meraskan bahagia?”
“Jelas.”
“Lalu, kamu pasti pernah merasakan luka.”
“Pasti, itu tak luput dari kata bahagia.”
“Nah, apakah kamu sekarang sudah mengerti?”
“Tentang waktu?”
“Ya.”
“Oh, yaa.. Aku mengerti.”
“Bila kamu mengerti, coba tolong jelaskan. Apa itu waktu.”
“Maksudmu, waktu ini hanya tentang bahagia dan luka?”
“Kurang lebih seperti itu.”
“Itu menurutmu. Tapi menurutku, waktu itu hanyalah hitungan detik, menit, dan jam. Yang menghubungkan semua adalah jalan hidup.”
“Bisa seperti itu. Menurutmu seperti itu, dan menurutku seperti tadi.”
“Lalu, apa yang kamu maksud dengan semuanya?”
“Pernah menjalin suatu hubungan?”
“Pernah.”
“Bahagia?”
“Hanya sementara.”
“Lalu setelah merasakan bahagia, pernah merasakan luka?”
“Luka yang lama untuk bahagia yang sementara.”
“Mengapa bisa begitu? Karna hal apa?”
“Sekarang kamu bayangkan, orang yang mampu membuatmu bahagia. Seketika mampu juga membuatmuterluka.”
“Maksudmu?”
“Orang yang selama ini membuatku tersenyum, adalah orang yang membuatku terluka. Aku menyayangi dia, namun dia tak pernah mempunyai 
rasa sayang sedikitpun kepadaku.”
“Seperti, sudah jatuh tertimpa tangga?”
“Bukan. Seperti luka yang ditaburi garam. Perih, dan lumayan menyakitkan.”
“Sudahlah.. Hukum alam masih berlaku. Biarkan orang yang menyakitimu, kelak suatu hari dia pasti merasakannya.”
“Aku tahu. Dan aku mengerti, ini semua tentang waktu.”
“Akhirnya kamu mengerti.”
“Waktu merupakan kejadian yang dapat kita ingat untuk selamanya. Begitu?”
“Bisa seperti itu. Tapi, mengapa karna waktu kamu tak ingin lari dari ingatan seperti itu?”
“Sudahlah, waktu itu mempunyai kaki. Setidaknya ia akan lari dengan sendirinya. Membutuhkan proses, dan sedikit kesabaran.”

Kamis, 06 Juni 2013

Damn It's True



Seorang laki-laki yang tidak mempunyai kemampuan untuk membahagiakan pacarnya karena dari segi materi.

Laki-laki yang biasa-biasa saja ini, mempunyai kisah pedih dalam perjalan cintanya. Ia menceritakan tentang perjalanan cintannya. Ia (pacarnya), yang katanya ia melihat dirinya hanya dari segi materi. 

"Saya memang tidak mempunyai apa-apa, mas. Tapi saya mempunyai perasaan. Saya hanya seseorang yang tidak mampu atau tidak mempunyai harta yang cukup banyak, saya ingin bahagia. Namun saya ingin bahagia karna cinta."

Dibalik ke tidak mampuan seorang laki-laki ini.. Ternyata, ia melakukan segala cara untuk bisa mengajaknya bermain, makan, nonton, ataupun hal yang pada dasarnya orang yang berpacaran lakukan. Saya tidak mengataknnya untuk berbuat asusila.

Sebelumnya ia jajan dengan seadanya, atau pas-pasan. Diberi uang oleh orang tuanya agar bisa membeli makan dan minum dikantin, atau untuk pergi ke sekolah atau ongkos transportasi ke tempatnya bekerja.

Cerita ini tentang seorang remaja yang dirundungi oleh permasalahan ekonomi, tapi itu semua tak membuat ia jera untuk mendapatkan cinta sejatinya. Walaupun berliku-liku jalan dan halangan atau mempunyai banyak problem yang harus ia lewati. Tapi, itu semua tak membuatnya jera.

Ini kisah nyata, diambil dari kisah hidupnya. Dan, telah di setujui oleh ia sendiri untuk saya publikasikan. Ya, walaupun saya tak mengenalkan siapa ia sebenarnya. Saya selaku Jurnalist dari sekolah swasta yang ada di kota yang tempati saat ini. Bersama rekan saya, sebut saja ia Heru. Saya melakukan wawancara, entah itu masalah ekonomi, politik, ataupun masalah pribadi. Ini bukan sebuah tugas, hanya ke isengan belaka yang bertujuan untuk mencari tahu apa saja keluhan atau masalah orang yang memiliki perekonomian yang bisa dibilang, dibawah rata-rata..

Remaja ini memang sangat boros, tapi ia selalu ingat dengan tujuannya untuk mengumpulkan uang agar bisa mengajak pacarnya main. Kalian pasti berpikir, ia akan menggunakan semua uang jajannya? Tidak. Yang kalian pikirkan itu salah. Ia selalu menabung setiap hari, menahan lapar, menahan dahaga, menahan segala ajakan teman-temannya untuk pergi bermain. Tapi ia memiliki tujuan. Ya, tujuan remaja ini cukup untuk mengajak pacarnya pergi jalan-jalan pada malam atau hari minggu. Mungkin hanya sekedar nonton atau pergi makan.

Malam minggu yang ditunggu-tunggu oleh remaja ini pun datang. Dan ia mencoba menghubungi pacarnya untuk mengajaknya bermain.

"Sayang, malam ini kamu ada acara? Aku mau ngajak kamu keluar." tanyanya

"Maaf, malam ini kayaknya aku gak bisa pergi sama kamu. Malam ini aku ada acara sama keluarga. Maaf, yaa.." jawabnya, entah ia bohong atau benar.

Kamu sudah sukses menghancurkan perasaan dia, yang mencoba mengumpulkan uang dari keping per-keping. Pengorbanan memang laki-laki, tapi pengorbanan itu tak selalu dianggap berkorban.

Dan pada hari minggu pun tiba, kali ini remaja tersebut mengajak pacarnya lagi untuk keluar.

Ketika umur sudah beranjak dewasa, para wanita, perempuan, atau cewek cantik hanya akan pergi dengan cowok yang mempunyai kendaraan roda empat. Ketika harus bersaing untuk mendapatkan kategori cewek seperti yang tadi, cowok-cowok akan lebih berhemat mati-matian agar bisa mengajak cewek untuk pergi berkencan.

Ego saya pun berkata, "Kalo memang semua cewek kayak gitu, mending cowok-cowok mati aja." namun kalo saya pikirkan sendiri, itu merupakan hal yang sebagian wajar dan sebagian aneh. Wajar bila sudah mempunyai pekerjaan atau sudah tidak bergantung kepada kedua orangtuanya, dan tidak wajar untuk masih bergantung hidup dengan kedua orangtuanya.

Ketika ia ingin mengajak pacarnya main, ia kaget untuk pertama kalinya dia dijemput dengan memakai sepeda motor.

Lalu pacarnya berbicara.. "Duh, rambut gue bisa rusak nih.. Masa, siang bolong gini kamu ngajakin aku pergi.. Panas tau.."

Mungkin pacarnya itu tidak sadar akan hal yang ia katakan. Tapi, percaya lah.. Hati remaja ini pasti sakit.. Perlu kalian ketahui, mungkin sebagian besar dari mereka ada yang berjuang mati-matian menabung/ngumpulin uang hanya untuk membeli sebuah sepeda motor. Namun apalah daya, kalian malah menganggap ini hal yang sepele dan tidak dihiraukan.


Statistik